Saturday, August 26, 2006

Simataraja unggul dalam hal komunikasi dan negosiasi.

Konon khabarnya bahwa di negeri Tamba,tempat tinggal keturunan Tamba,ada warisan peninggalan kakek Simataraja yaitu Saragi Tua dan peninggalan ayahnya yaitu Ompu Tuan Binur. Mereka berempat,Lango Raja,Saing Raja dan Simataraja beserta Deak Raja berunding untuk meminta penjelasan tentang warisan yang menjadi hak mereka.Disepakati bahwa yang menjadi utusan adalah Simataraja.Pada hari baik dan bulan baik,berangkatlah Simataraja ke negeri Tamba dengan misi "patotahon" atau "penegasan" bagian peninggalan ayah dan kakeknya.Kedatangan Simataraja disambut dengan baik oleh dongan sabutuhanya dari keturunan si Raja Nai Ambaton,yaitu Tamba bersaudara yang terdiri dari:Si Tonggor Dolok,Si Tonggor Tonga-tonga dan Si Tonggor Toruan.Melalui acara marsisean Tamba bersaudara bertanya tentang maksud dan kedatangan Simataraja,yang di jawab bahwa kedatangan Simataraja adalah untuk bertanya tentang warisan peninggalan kakek dan ayahnya yang ada di daerah Tamba.Tamba bersaudara mengakui bahwa ada peninggalan Ompu Tuan Binur dan Saragi Tua di daerah Tamba.Tamba bersaudara mengajak Simataraja ke Golat yang ada di daerah Tamba,lalu mereka berikrar dan menyepakati mana yang mejadi hak Tamba bersaudara dan mana yang menjadi hak keturunan Ompu Tuan Binur.Setelah ikrar dipastikan, tercapa rasa puas,pada masing-masing pihak,lalu mereka mengadakan pesta gembira,dengan mengundang semua unsur Dalihan Natolu.Pada pesta tersebut mereka mangalahat horbo sitingko tanduk,sijambe ihur,siopat pusoran namalo marege di tonga alaman,melambangkan kegembiraan hati dan kerbau yang mempunyai empat kaki melambangkan kesatuan mereka pinompar ni si Raja Nai Ambaton Nabolon.
Kisah tersebut memberi pesan bahwa Simataraja,leluhur marga Simarmata adalah orang yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal berkomunikasi dan negosiasi,bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya.Dalam masyarakat Batak yang patrilineal,dimana yang tertualah biasanya yang mewakili kepentingan keluarga.Simataraja dapat memperoleh apa yang menjadi misinya,tanpa mendatangkan rasa sakit hati kepada siapapun,malah justru merasa puas,karena kemampuannya "marhata".Suatu bahasa diplomasi ala Batak yang penuh dengan bahasa halus,umpasa-umpasa,tamsil,yang tidak dimiliki semua orang.Kemampuannya berkomunikasi sangat prima,artinya mampu memilih kata yang tepat pada waktu yang tepat,dapat mengendalikan emosi,mau mendengar pendapat orang lain,mampu melihat tidak hanya yang tersurat,melainkan juga yang tersirat,mempunyai wawasan pemikiran yang luas dan yang terutama mempunyai ketulusan hati.Semoga keturunannya,SIMARMATA dapat mewarisinya.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home