Thursday, September 14, 2006

Benarkah ada gerombolan Simarmata,disepanjang jalan Pematang Siantar dan Parapat?

Ceritera ini penulis baca pada Buku Memoar M.Panggabean;Berjuang dan Mengabdi,Pustaka Sinar Harapan,Jakarta 1993,dari halaman 181 s/d 184.Pada tahun 1950,bulan Februari,M.Panggabean dengan pangkat Kapten menjadi Komandan Batalion 104,yang bertanggung jawab soal pengamanan daerah Simalungun,termasuk pembersihan jalan Pematangsiantar-Parapat dari gangguan dan perampokan gerombolan liar Simarmata,eks Barisan Harimau Liar,BHL,suatu barisan sakit hati,yang telah diusir dari daerah perbatasan Riau-Tapanuli Selatan.
M.Panggabean mencari informasi,mengenai dimana kira-kira tempat persembunyian Simarmata dan pasukannya.Diluar perkiraan Panggabean,seorang anak laki-laki belasan tahun,menyanggupi menunjukkan persembunyian Simarmata.Anak itu meyakinkan dengan mengatakan bahwa pada malam sebelumnya dia bermalam bersama Simarmata.
Pada malam hari,setelah melewati kampung,si penunjuk jalan,Panggabean bersama pasukannya memasuki hutan dengan perkiraan pagi-pagi subuh sudah dapat menyergap Simarmata di tempat persembunyiannya.Penunjuk jalan memberi isyarat bahwa itulah tempat persembunyian Simarmata.Ada tiga orang jaga yang asyik memandangi sisa-sisa api yang kadang-kadang masih menyala,sehingga lokasi dan bentuk umum gubuknya kelihatan dengan jelas.Dengan perlahan,Panggabean dan pasukannya mengelilingi gubuk itu,dengan senjata terkokang serentak menyerbu pelataran tempat gerombolan Simarmata,dan meminta agar menyerah.Sebanyak 12 orang tertawan,namun setelah diperiksa, Simarmata tidak ditemukan. Kedua belas orang mengaku bahwa mereka semuanya bersama Simarmata.Simarmata melarikan diri dengan cara yang sangat jenius,yang tentu dipelajarinya sewaktu masih dalam pasukan"Talapeta",asuhan Kolonel Jepang Inoue,yaitu dengan melepas alas tidurnya yang sendirian,otomatis dapat dilepas sewaktu dia merasa terkepung.Dengan satu atau dua kali berguling,Simarmata otomatis jatuh kedalam lembah dan dari sana kemudian lari masuk hutan.
Dengan tertangkapnya gerombolan Simarmata,jalan Pematang Siantar-Parapat menjadi aman. Simarmata sendiri,yang sudah tidak mempunyai pengikut lagi,tidak lama kemudian menyerahkan diri kepada suatu pos Mobile Brigade Polisi.Katanya, ia takut menyerah kepada kepada Batalion 104,Batalionnya Panggabean.
Penulis tidak meragukan kebenaran ceritera ini,karena almarhum Jenderal M.Panggabean adalah seorang pejuang,hanya dikalangan marga Simarmata,ceritera ini tidak pernah kedengaran.Mungkinkah terjadi penghilangan fakta? Penasehat Punguan Pinompar ni Simataraja Simarmata se DKI-Jakarta Raya,Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home