Friday, September 08, 2006

Dalihan Na Tolu,Kemarin,Hari Ini,dan Esok.

Dalihan Na Tolu,DNT,adalah pranata adat yang diciptakan dan merupakan warisan peninggalan nenek moyang (leluhur) orang Batak sejak ratusan tahun lalu.Ditinjau dari segi alasan-alasan yang mendorong kelahirannya,DNT berbeda dari lembaga atau pranata adat di daerah lain di Indonesia,karena lembaga ini tidak dibentuk berdasarkan commitment atau kesepakatan,melainkan karena kodrat berupa perkawinan,marga,silsilah berdasarkan marga, dan persatuan marga-marga.DNT tidak membeda-bedakan kedudukan atau status sosial seseorang,entah menteri,kepala desa,profesor,doktor atau guru sekolah dasar, konglomerat atau pedagang kecil,semua sama.Lembaga ini berfungsi sebagai pengikat yang didasarkan atas hubungan cinta kasih.Dasar cinta kasih itu menentukan hubungan antarsesama dengan pengutamaan kewajiban dan menomorduakan hak.
Marga pada orang Batak sangat berbeda dengan marga pada suku-suku lain.Marga merupakan penjalin hubungan batin antara seseorang dengan kelompok marganya,sedangkan pada suku-suku lain,misalnya Minahasa,Ambon,dan Toraja,marga merupakan bagian dari identitas saja.Orang Batak hampir tak mungkin menghilangkan marganya atau keluar dari kesatuan marganya.Karena didasarkan atas kodrat itulah maka adat yang berkaitan dengan DNT tidak mungkin lenyap atau dihilangkan.
DNT sudah merupakan deep culture bagi orang Batak,sehingga sekalipun budaya Batak bersentuhan dengan budaya baru,misalnya pengaruh budaya Kristen,DNT akan berusaha untuk tetap eksis bersama-sama dengan budaya baru itu.Contoh-contoh deep culture dalam kebudayaan Batak,antara lain:upacara adat perkawinan,mangulosi,dan mangongkal holi (memindahkan tulang-belulang orang yang sudah meninggal ke makam yang nilainya lebih tinggi,yakni tugu).
DNT(Tungku Nan Tiga) terdiri dari 3 pilar,yaitu;Dongan Sabutuha terdiri dari kelompok orang yang semarga atau satu leluhur,Hula-hula,adalah kelompok marga pihak si pemberi perempuan,marga dari mana isteri atau ibu berasal,dan Boru adalah kelompok marga si penerima perempuan.Fungsi dari ketiga pilar tersebut sangat erat dalam hidup bermasyarakat orang Batak.Fungsi ini dijelaskan dalam ucapan;Manat Mardongan Tubu,Somba marhula-hula dan Elek Marboru.Pemerhati Adat Batak,Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home