Sunday, September 10, 2006

Kelengahan dan Strategi Menghadapi Masa Depan Orang Batak.

Belakangan ini semakin santer terdengar keluhan orang Batak bahwa adat semakin menjadi beban yang berat.Tampaknya sebegitu banyak yang mengeluh,namun sebegitu banyak juga orang Batak yang membuat pesta adat semakin lebih semarak dan lebih mahal.Bagi yang punya duit persoalan utama ialah bagaimana membuat pesta demikian memuaskan kedua suhut dan mengundang pujian dan kekaguman dari undangan dan publik.Perangkat baru menyusup ke setiap pesta orang Batak paradongan masa kini yaitu musik tiup,perekaman video,band,baju seragam penerima tamu,pagar ayu,penari pengiring pengantin yang cantik,yang menambah biaya pengeluaran pesta.Selain itu sinamot mulai bergerak ke jumlah yang mengejutkan yaitu 10,20,30,50,70 juta.Konotasinya mengejar hasangapon.Sebaliknya semakin banyak orang Batak yang tercecer karena kurang mampu mengikuti arus kemajuan perkawinan orang Batak kota.
Bahwa strategi "eme na masa digagat ursa,ba i na masa i ma niula,atau pidong na martonga langit i pe dapotsa do manganna,atau ompunta na di jolo martungkot siala gundi,na pinungka ni parjolo ba i ma diihuthon na parpudi"sudah perlu dipikirkan dan direnungkan keabsahan dan kesahinannya dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan gejolak.
Dilain pihak,seringnya terjadi perpecahan dan konflik terbuka,overt conflik,maupun tertutup, convert conflik belakangan ini sangat merugikan strategi kemajuan orang Batak secara umum. Kebiasaan "habatahon" yang konotasinya negatif yakni"pasombu tagas dan dang di ho dang di ahu,tumagonan di begu" masih merajai nafsu angkara murka sebagian pemimpin sosial dan pendukungnya.
Kemajuan sosial,ekonomi,pendidikan bahkan agama dan budaya memerlukan perencanaan yang handal agar generasi penerus Batak mampu bersaing dan hidup sejahtera dan harmonis dengan sesama bangsa Indonesia pada abad kesejagadan (globalisasi) yang akan datang. Sebaiknya dihindarkan strategi yang muluk-muluk yang sifatnya utopis dan filosofis abstrak. Pada masa abad 21 mendatang yang dibutuhkan adalah strategi aplikatif yang terprogram. Pemerhati budaya Batak,Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home