Saturday, September 09, 2006

Memakai umpama-umpasa harus selektif.

Umpama sangat berguna bagi orang Batak dan merupakan bukti hikmat dan tingginya filosofi adat Batak.ini melebihi arti pepatah biasa,karena mempunyai fungsi hukum dan kuasa.Suatu kebenaran yang diucapkan oleh seseorang pada sebuah pesta adat,masih belum diterima sebagai kebenaran yang penuh,sebelum itu dikuatkan dengan umpama.Menyampaikan umpama sama dengan menghadirkan nenek moyang untuk memberi petuah nasehat,peringatan atau ancaman. Ini terlihat dari formula-formula dalam mengawali umpama,yakni: "Demikianlah dikatakan oleh umpama" atau "Karena demikianlah dikatakan oleh nenek moyang kita".Jadi petunjuk/perintah bapak-bapak dahulu itu dikuasakan atau diberlakukan pada kesempatan-kesempatan di mana umpama itu diucapkan.
Tempat kedudukan sosial umpama adalah pengajaran/nasihat dari orang tua yang berkidmat kepada yang lebih muda usianya.Walau pengajaran itu umumnya disampaikan berupa nasehat,namun bagi orang Batak,nasehat yang disampaikan karena dan atas nama bapak-bapak dahulu,mempunyai kualitas sebagai patik dohot uhum yang mesti dituruti.Ucapan nenek moyang atau ucapan yang diangkat dan dilegaliser menjadi ucapan nenek moyang begitu bergema dan mengikat bagi kebanyakan orang Batak.
Tondi dan sahala mereka sangat berkuasa,bahkan bisa menghukum atau memberkati sesuai penurutan/pelamggaran hukum-hukum orang Batak.Karena itu orang Batak sangat legalistuis. Pelanggaran patik/uhum adalah tabu.Karena umpama/umpasa dianggap sebagai hukum maka kita harus selalu menaatinya.Seolah-olah umpama-perintah nenek moyang itu,tidak bisa diingkari,ditolak atau dirubah.Kalau ajaran itu tidak cocok lagi dengan keadaan,perkembangan zaman,maka harus ditolak.Karena itu kita harus selektif memakai umpama-umpasa.Pemerhati Adat Batak.Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home