Wednesday, September 27, 2006

Wmar Witoelar yang saya kenal!

Pada saat saya masuk kuliah di ITB tahun 1965,yang menjadi Ketua Dewan Mahasiswa ITB adalah Rachmat Witoelar,seorang mahasiswa Arsitektur.Tepat selesai acara masa pra mahasiswa, terjadi G-30 S yang didalangi oleh PKI.Hampir seluruh mahasiswa Bandung,yang tergabung dalam KAMI,Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia-Bandung mengadakan demonstrasi.Dapat dipastikan dalam setiap demonstrasi di Bandung pada saat itu,mahasiswa ITB menjadi sponsor utama.Dalam setiap acara demonstrasi,saya melihat seorang mahasiswa yang sering berbicara dengan mantapnya di depan para mahasiswa,suaranya agak berat,rambut kribo,dan wajahnya mirip Ketua Dewan Mahasiswa ITB,yang ruypanya adalah abang kandungnya.Dia adalah Wimar Witoelar,yang berbadan tambun. Kemudian hari saya sering bersama dia kuliah,karena dia ternyata adalah mahasiswa Elektroteknik,masuk pada tahun 1963.Kuliahnya memang agak tersendat,karena dia salah satu tokoh mahasiswa Bandung yang sangat sibuk.Dia pernah menjadi Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ITB,semacam MPRnya di republik ini,sebelum diamandemen.Sayapun pernah menjadi Ketua I MPM ITB,beberapa tahun kemudian setelah Wimar Witoelar.Kemudian diapun pernah menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa ITB,sebelum atau sesudah Sarwono Kusumaatmaja,saya lupa.Perjalanan hidupnya kemudian menjadi lain,setelah dia meneruskan kuliah di luar negeri,AS atas nasehat Rektor ITB, Prof.Dr.Dody Tisnaamijaya.Dia memang berhasil sampai mencapai S2 di AS,namun gagal di ITB,karena waktunya habis untuk kegiatan kemahasiswaan.
Dari kejauhan saya dengar,karena saya sudah menjadi pegawai PLN,bahwa Wimar kembali ke ITB sebagai staf pengajar di jurusan Teknik Industri,namun tidak lama karena keterlibatannya dalam gerakan mahasiswa,yang dianggap penguasa saat itu banyak memberi nasehat kepada para pimpinan mahasiswa.Akhirnya dia keluar dari pegawai negeri dan berwiraswasta di Jakarta.Dia menikah dengan seorang mahasiswa Thailand,yang kemudian menjadi dokter,saat mereka bersama-sama di AS.
Kemudian hari saya kaget,setelah Gus Dur mempercayainya dan mengangkatnya menjadi juru bicara kepresidenan RI. Saya kaget,karena saya melihat dia selama ini,sejak mahasiswanya benar-benar seorang yang independend.Teman-temannya yang menjadi aktifis mahasiswa, Sarwono Kusumaatmaja,Aburizal Bakrie,Rachmat Witoelar,Arifin Panigoro,Marzuki Darusman, Jacob Tobing,Sugeng Suryadi,sudah ada yang menjadi anggota parlemen,anggota kabinet dan ada juga yang menjadi pengusaha.Permintaan Gus Dur rupanya tidak dapat dia tolak,karena sesuai dengan pengakuannya,tokoh ini memang sangat dia kagumi.
Hal lain yang menarik dari Wimar Witoelar,adalah sikapnya yang selalu menghormati abangnya Rachmat Witoelar,walau mereka kadang-kadang berbeda posisi.Sama dengan orang yang dia kagumi Gus Dur,diapun juga seorang yang pluralisme.Caranya berbicara,menanggapi masalah tidak pernah berobah sejak mahasiswa.Kita tetap membutuhkan tokoh seperti Wimar Witoelar, karena mampu melihat masalah dari berbagai sisi.
Penulis adalah alumni ITB,Elektroteknik;Ir Berlin Simarmata MM.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home