Thursday, August 31, 2006

Pantun Hangoluan,Tois Hamagoan.Sopan santun jalan kehidupan,congkak jalan celaka.

Pantun mempunyai arti lebih luas dari sopan.Sopan adalah kebutuhan rohani.Sopan atau kesopanan tidak saja diterapkan pada tingkah laku,akan tetapi cara berbicara seseorang untuk dirinya dan untuk orang lain harus selalu dijaga agar tetap dalam kepatutan dan kewajaran.
Pantun Marpanaili;artinya menggunakan penglihatan mata haruslah mengolah lebih dahulu dalam kesadaran,jangan sembarang melihat kesetiap jurusan yang dipandang tidak perlu,tidak semua yang ditangkap lensa mata itu memerlukan laporan penting kepada pemikiran seseorang,sebab banyak kejadian-kejadian yang terlihat oleh mata,akan tetapi tidak perlu dan bahkan ada kalanya yang terlihat itu nanti dianggap tidak pernah dilihat.
Pantun Marsitumangi;maksudnya supaya orang menggunakan pendengarannya dengan teliti dan tenang.Perlu dipertimbangkan secara cermat tentang apa yang didengar, baru disampaikan kepada orang lain.
Pantun Marsimangkudap,artinya seseorang menggunakan mulutnya untuk berbicara harus dengan aturan dan sopan santun.Jangan bicara sembarangan,perhatikan waktu dan tempat. Mulut adalah Harimau yang siap menerkam bagi seseorang.
Pantun Marpangalaho,maksudnya seseorang akan menggunakan gerak anggota tubuh seperti gerak tangan,kaki dan olengan badan haruslah teratur sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada saat gerakan anggota badan itu berfungsi.Semuanya harus memperhatikan kewajaran.
Pantun Marpangkilala,artinya setiap orang menggunakan alat perasaan dari anggota tubuh seperti pencium,perasaan,hendaklah memberi reaksi yang sadar dan berguna bagi kepentingan bersama.Jangan bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.Pemerhati Adat Batak,Ir Berlin Simarmata MM.

Pendidikan bagi orang Batak Toba adalah jalur mencapai kemajuan.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam memperoleh dan meningkatkan status sosial. Pendidikan mendukung orang untuk mencapai mobilitas vertikal lebih cepat dan mudah.Dengan pendidikan orang mampu menilai peranannya dalam berbagai nilai dan sistem sosial.Pendidikan dipandang mampu meningkatkan mutu kepribadian dan kemampuan serta keahlian teknis.Seperti yang telah dialami,pendidikan yang diorganisir oleh misi Jerman,pemerintah Hindia Belanda,dan orang Batak Toba,telah mengangkat martabat dan kemampuan orang Batak Toba sehingga mereka dapat hidup lebih baik terutama di daerah perantauan.Banyak dari mereka dinilai lebih pintar dari orang Melayu,Jawa dalam jabatan klerk,mandor,dan jabatan pegawai rendah lainnya,maupun jabatan pegawai,guru dan dokter.
Untuk mencapai tingkat pendidikan yang diinginkan,pengaruh kekayaan tidak membedakan keinginan tersebut.Persaingan untuk memberangkatkan anak ke sekolah yang lebih tinggi di kota-kota kabupaten Tapanuli Utara,bahkan ke kota dan propinsi lain di Sumatera atau Jawa cukup terasa.Syair nyanyian ciptaan komponis Nahum Situmorang(alm) mendukung kegigihan tersebut dan memberitahukan secara halus adanya persaingan.Artinya,tidak ada perbedaan sikap di antara golongan pendidikan dalam usaha menyekolahkan anak.Baik yang tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan sama-sama berkeinginan keras menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang lebih tinggi sesuai kemampuan,seperti syair nyanyian rakyat ciptaan Nahum Situmorang tersebut.Dengan demikian semua golongan memandang bahwa demi kemajuan ,maka anak-anaknya harus memperoleh pendidikan setinggi-tinginya.Hanya melalui jalur pendidikan,maka status sosial yang lebih tinggi akan diperoleh.

Monday, August 28, 2006

Kekayaan bagi masyarakat Batak Toba.

Bagi masyarakat Batak Toba,kekayaan adalah salah satu unsur cita-cita dan tujuan hidup yang dinamakan HAMORAON.Yang termasuk kekayaan ialah harta berupa perhiasan,benda-benda berharga,tanah,benda bergerak maupun tidak bergerak,ternak,dan uang.Demikian pentingnya harta kekayaan,sehingga bila perang antar kampung pada zaman purba,maka harta milik pihak yang kalah perang akan dirampas oleh kampung yang menang.Mereka sendiri menjadi budak pihak yang menang,serta dapat diperjualbelikan.Kekayaan rampokan tersebut menjadi simbol kemenangan,kepahlawanan,kejayaan dan kehormatan.Kekayaan berupa warisan diperebutkan di antara mereka yang merasa berhak.Untuk memperoleh kekayaan orang bersaing,kalau perlu bertikai.Oleh karena itu untuk memperoleh kekuasaan yang lain,orang harus lebih dulu menguasai ekonomi,termasuk didalamnya kekayaan.Dalam hubungannya dengan status sosial,kekayaan dapat dipergunakan untuk memperoleh status yang diidamkan.Berbagai cara pemanfaatan kekayaan dan faktor-faktor ekonomi lainnya,dapat dipergunakan mulai dari cara paling terhormat,sampai paling kasar.Setelah mendapatkan status maka kekayaan yang dikorbankan dapat diperoleh kembali.Bahkan kekayaan yang lebih besar diharapkan dapat diperoleh dengan memanfaatkan status.Oleh karena itu muncul pendapat bahwa semakin tinggi status yang diperebutkan maka semakin besar kekayaan yang dikorbankan dan semakin besar pula imbalan yang akan diperoleh.Pengamat budaya Batak;Ir Berlin Simarmata MM.
Mengapa sering terjadi konflik dalam diri orang Batak?

Konflik didefinisikan sebagai terjadinya perlawanan antar individu maupun kelompok akibat berbagai kepentingan yang berbeda.Kepentingan terdiri dari kepentingan yang belum kelihatan dan kepentingan yang nyata.Penyebab terjadinya konflik antara lain adanya keinginan untuk mempengaruhi kepentingan kelompok,keinginan menyatukan kelompok maupun organisasi. Faktor-faktor penyebab antara lain kebencian,kecemburuan,kebutuhan dan keinginan.Konflik dilakukan untuk mengatasi perbedaan yang sifatnya dualistis.Di satu sisi konflik dimaksudkan untuk menciptakan persatuan umum,di sisi lain justru merupakan aksi penghancuran kelompok lain yang dianggap musuh atau saingan.Disamping itu konflik juga terjadi karena perbedaan dan hubungan yang tidak serasi antara faktor-faktor status yang mendukung keberadaan status secara pribadi di antara individu maupun kelompok,misalnya faktor agama, pendidikan, usia, pendapatan,kekayaan,dan lain-lain.Ketidakcocokan faktor status dapat terjadi dalam diri individu,karena memiliki banyak status pada saat yang sama,maupun dengan faktor orang atau kelompok lain.Disamping itu secara kelompok misalnya faktor-faktor tingkat kesenioran,kebebasan,kekuasaan,lama keanggotaan,lingkungan kenalan, penghargaan dan sebagainya.Jadi konflik bisa terjadi karena bersumber pada kepentingan dan ketidakserasian faktor-faktor status yang terdapat di tengah masyarakat Batak.Status adalah kumpulan hak dan kewajiban.Status ialah posisi orang di dalam masyarakat.Status tidak terpisahkan dari peran setiap orang,karena peran adalah wujud dinamis ststus pada saat hubungan antar peran berlangsung.Status dapat dipandang sebagai posisi individu di dalam kelompok atau posisi kelompok terhadap kelompok lain.Status dan peran jangan dipisahkan,karena keduanya merupakan unsur fenomena yang sama,sebagai aksi nyata dalam perwujudan hak maupun kewajiban dalam proses hubungan manusia maupun kelompok.Bahkan setiap orang dapat berstatus ganda atau jamak dalam waktu yang bersamaan.Pemerhati budaya Batak;Ir Berlin Simarmata MM.

Sunday, August 27, 2006

Pulau Samosir yang teguh dan Danau Toba yang indah permai.

Judul pernyataan diatas adalah ucapan spontan saya,setelah Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyaksikan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya,dari dua tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda pula.Pertama saya dapat memandang Pulau Samosir dan Danau Toba dari puncak Gunung Pusuk Buhit,tatkala saya dan teman-teman kelas III SMP Negeri Pangururan,Samosir,mendaki puncak gunung itu.Dalam rangka persiapan perpisahan,karena sebentar lagi kami akan menempuh ujian akhir nasional.Kejadian ini kira-kira pada tahun 1962.Kami berangkat pukul empat pagi, dari tempat kami mondok,melalui Tanah Ponggol,disebut demikian karena berfungsi sebagai penghubung pulau Samosir dengan pulau Sumatera,terus ke daerah Tanjung Bunga,lalu mendaki melalui jalan setapak sampai ke puncak gunung.Saya ingat,kami sampai sekitar jam enam pagi, tepat pada saat matahari terbit.Kami bergantian berdiri pada tempat khusus,berupa batu bata yang telah disusun rapi,memandang pulau Samosir yang teguh dalam setiap pergantian musim,memberi kehidupan kepada para penghuninya,demikian juga dengan danau Toba yang indah permai,terlihat berkelok-kelok,baikyang arah kekiri dari gunung maupun arah yang kekanan.
Kedua saya mendapat kesempatan,kira-kira tiga puluh tahun kemudian,tatkala saya menumpang pesawat Mandala dari Medan menuju Padang,karena ada keperluan, sesuatu penugasan dari kantor PLN,tempat saya mengabdi selama ini.Saya kebetulan mendapat tempat duduk di depan kanan,sehingga pada saat pesawat, terbang kira-kira di atas kota Parapat,saya dapat menyaksikan sekaligus mengagumi,ciptaan Tuhan ini.Alangkah indahnya pulau Samosir dan danau Toba yang molek ini.Pantaslah kalau kau tersohor keseluruh dunia,semoga pemerintah daerah kabupaten Samosir dapat menggali potensi yang ada didalam kandunganmu.Dari seorang anggota keluarga besar Pulau Samosir,Ir Berlin Simarmata MM.
Hanya Satu Kata untuk Tebing Tinggi,Pendidikan.

Saya sangat tertarik dengan berita yang ada di Waspada on line,tertanggal 25 Mei 2005,dengan judul berita seperti tertulis diatas.Pujian disampaikan kepada bapak Walikota Ir.H.Abdul Hafiz Hasibuan,yang selama masa kepemimpinannya lima tahun menjadikan "Tebing Tinggi sebagai Kota Pendidikan yang Berbudaya".Diambil contoh Adi Putra Sitinjak,alumni SMA Negeri Satu kota Tebing Tinggi,tahun ajaran 2003/2004,pantas berbangga hati,karena dia merupakan salah seorang diantara teman seangkatannya yang mampu menembus tembok perguruan tinggi negeri elit,Institut Teknologi Bandung(ITB).Pada hal sejak lama impian itu sangat sulit ditembus anak-anak kota Lemang.Jikapun ada,itu merupakan sesuatu yang luar biasa dan amat bersifat sporadis.
Nah,saya tidak bermaksud membantah berita itu,malah ikut bersyukur,hanya ada penjelasan tambahan dari saya,bahwa saya adalah alumni pertama SMA Negeri TebingTinggi,pada saat itu baru satu SMA Negeri di TebingTinggi,yang masuk ke Institut Teknologi Bandung(ITB),jurusan Elektroteknik,pada tahun 1965.Saya sudah pensiun dari PLN Pusat pada tahun 2003,dan pernah juga bertugas di PLN Wilayah Sumatera Utara,selaku Deputy Pemimpin Bidang Perencanaan.Semoga dimasa mendatang makin banyak anak-anak kota Lemang yang berhasil dalam menembus perguruan tingg negeri.Salam dari saya,Berlin Simarmata,buat pak walikota.
Tugu Simataraja Simarmata dengan isterinya Lahatma boru Limbong Sihole adalah "Pemersatu".

Tugu adalah monumen,pemersatu dan sebagai simbol leluhur marga,sekaligus menegaskan bahwa pomparan ini,keluarga ini bukan "mapultak sian bulu".Dengan memiliki monumen seorang keluarga Simarmata,tidak soal dari mana dia berasal,berapa generasi moyangnya sudah pergi merantau meninggalkan bonapasogit,dia tetap dapat berkata inilah leluhurku,akulah cucunya. Bonapasogit adalah tanah kelahiran,kampung halaman,tempat ziarah,tempat perantau melabuhkan rindu.Bonapasogit bagi keturunan Simataraja adalah tanah Simarmata,suatu negeri di pulau Samosir.Kini tugu kebanggaan seluruh pomparan,keluarga besar Ompu Simataraja,sudah berdiri tegak disebuah desa,dinegeri Simarmata bernama Toguan,ditepi Danau Toba,seolah melambai memanggil pulang anak cucunya untuk membangun bonapasogit tercinta,seolah mengulurkan tangan menyambut kedatangan "pomparan"nya dan berkata:Cucu-cucuku aku adalah leluhurmu,Simataraja Simarmata dan Lahatma boru Limbong Sihole,Tugu ini adalah pemersatu bagimu keturunanku,Tugu ini adalah tempat ziarah bagi kamu yang lelah,Tugu ini adalah mata air bagi kamu yang rindu.
Tugu mempunyai ketinggian 17 meter.Pada puncak tugu terdapat "tatuan" yaitu sejenis piring yang terbuat dari kayu dan mempunyai "kaki" semacam penyangga.Dengan tatuan ini pada masa lampau keluarga Batak makan bersama.Pada model tatuan dipuncak tugu tersebut tidak lupa nasi putih.Tatuan berisi nasi putih ini menggambarkan-menyimbolkan "Pomparan Simataraja adalah sapanganan jala sada roha,seia sekata".Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.

Saturday, August 26, 2006

Simataraja tidak mau mempergunakan kesempatan dalam kesempitan.

Ada keturunan Raja Turnip dan Raja Siallagan,yang tinggal di Simanindo.Mereka mendapat serangan dari marga Purba dari Simalungun.Serangan demikian hebatnya,yang mengakibatkan kalau ada keturunan Turnip dan Siallagan yang tertangkap langsung di jadikan hatoban atau budak.Raja Turnip dan Siallagan kewalahan dan butuh pertolongan.Lalu diadakan Sidang Darurat yang memutuskan untuk meminta pertolongan Simataraja,selaku dongan tubu,tetangga dan konon khabarnya juga marpariban karena sama-sama helani ni Limbong.Utusan ditugaskan menemui Simataraja,dan untuk menunjukkan rasa hormat mereka membawa kuda Sigajanabara.Mendapat penjelasan dari utusan,Simataraja diyakini dapat melepaskan mereka dari kesulitan,maka dia pun berangkatlah ke Simanindo.Simataraja merancang strategy.Turnip dan Siallagan diminta agar selama tujuh hari memintal tali ijuk.Kemudian selama tujuh hari Turnip dan Siallagan agar jangan ada yang meninggalkan rumah.Simataraja mau berjuang sendiri,mempertahankan Simanindo.Dia membuat orang-orangan,sejenis ondel-ondel Betawi, yang dibuat mirip serdadu perang.Dipasang hanya pada malam hari,antara Rahutbosi dan Simanindo.Suatu malam musuh yang ditunggu-tunggupun datang,Simataraja siaga dengan tali ijuk di tangan,mengontrol orang-orangan.Begitu musuh sudah masuk pada jarak yang sesuai,tiba-tiba pengontrol ditarik mengakibatkan orang-orangan bergerak,bergoyang-goyang seperti serdadu yang menyerang musuh.Simataraja memberi komando seperti berperang.Musuh sangat kaget,menghadapi situasi yang tidak terduga,maka posisi perahu mereka kalang kabut,ada yang panik,ada yang tenggelam,ada yang melarikan diri.Musuh sudah kalah,sebelum menyadari apa yang terjadi.Turnip dan Siallagan sangatlah gembira.Pestapun diadakan,Simataraja diminta kesediaannya agar mau tinggal bersama mereka.Simataraja menolak permintaan dongan sabutuhanya,dengan ucapan:Marilah kita menempati tanah masing-masing.Kemudian mereka bertiga "marpadan".Pesan dari ceritera ini adalah Simataraja tidak mau mempergunakan kesempatan dalam kesempitan orang lain,tanah yang ditawarkan ditolak.Semoga keturunannya marga Simarmata,jangan menjadi orang yang materialistis.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.
Simataraja unggul dalam hal komunikasi dan negosiasi.

Konon khabarnya bahwa di negeri Tamba,tempat tinggal keturunan Tamba,ada warisan peninggalan kakek Simataraja yaitu Saragi Tua dan peninggalan ayahnya yaitu Ompu Tuan Binur. Mereka berempat,Lango Raja,Saing Raja dan Simataraja beserta Deak Raja berunding untuk meminta penjelasan tentang warisan yang menjadi hak mereka.Disepakati bahwa yang menjadi utusan adalah Simataraja.Pada hari baik dan bulan baik,berangkatlah Simataraja ke negeri Tamba dengan misi "patotahon" atau "penegasan" bagian peninggalan ayah dan kakeknya.Kedatangan Simataraja disambut dengan baik oleh dongan sabutuhanya dari keturunan si Raja Nai Ambaton,yaitu Tamba bersaudara yang terdiri dari:Si Tonggor Dolok,Si Tonggor Tonga-tonga dan Si Tonggor Toruan.Melalui acara marsisean Tamba bersaudara bertanya tentang maksud dan kedatangan Simataraja,yang di jawab bahwa kedatangan Simataraja adalah untuk bertanya tentang warisan peninggalan kakek dan ayahnya yang ada di daerah Tamba.Tamba bersaudara mengakui bahwa ada peninggalan Ompu Tuan Binur dan Saragi Tua di daerah Tamba.Tamba bersaudara mengajak Simataraja ke Golat yang ada di daerah Tamba,lalu mereka berikrar dan menyepakati mana yang mejadi hak Tamba bersaudara dan mana yang menjadi hak keturunan Ompu Tuan Binur.Setelah ikrar dipastikan, tercapa rasa puas,pada masing-masing pihak,lalu mereka mengadakan pesta gembira,dengan mengundang semua unsur Dalihan Natolu.Pada pesta tersebut mereka mangalahat horbo sitingko tanduk,sijambe ihur,siopat pusoran namalo marege di tonga alaman,melambangkan kegembiraan hati dan kerbau yang mempunyai empat kaki melambangkan kesatuan mereka pinompar ni si Raja Nai Ambaton Nabolon.
Kisah tersebut memberi pesan bahwa Simataraja,leluhur marga Simarmata adalah orang yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal berkomunikasi dan negosiasi,bila dibandingkan dengan saudara-saudaranya.Dalam masyarakat Batak yang patrilineal,dimana yang tertualah biasanya yang mewakili kepentingan keluarga.Simataraja dapat memperoleh apa yang menjadi misinya,tanpa mendatangkan rasa sakit hati kepada siapapun,malah justru merasa puas,karena kemampuannya "marhata".Suatu bahasa diplomasi ala Batak yang penuh dengan bahasa halus,umpasa-umpasa,tamsil,yang tidak dimiliki semua orang.Kemampuannya berkomunikasi sangat prima,artinya mampu memilih kata yang tepat pada waktu yang tepat,dapat mengendalikan emosi,mau mendengar pendapat orang lain,mampu melihat tidak hanya yang tersurat,melainkan juga yang tersirat,mempunyai wawasan pemikiran yang luas dan yang terutama mempunyai ketulusan hati.Semoga keturunannya,SIMARMATA dapat mewarisinya.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.

Friday, August 25, 2006

Simataraja mengasihi adiknya Deak Raja dengan setulus hati.

Ketika ayahanda Lango Raja,Saing Raja,dan Simataraja meninggal,ibu mereka Ompu Bungaria boru Manurung sedang hamil (Marnadeak siubeon),kedua abang Simataraja bersikeras agar warisan peninggalan Ompu Tuan Binur dapat dibagi secepatnya.Tetapi Simataraja menolak dengan pertimbangan bahwa ibunda mereka masih hamil,mengandung calon adik mereka. Bagaimana warisan dapat dibagi tiga,sebab kalau ternyata bayi yang akan lahir itu adalah laki-laki,sesuai adat Batak,semuanya mempunyai hak yang sama.Simataraja meminta kepada abang-abangnya agar pembagian warisan ditunda saja dulu,sampai ibu mereka melahirkan. Permintaan Simataraja tidak disetujui oleh Lango Raja dan Saing Raja.Mereka tetap bersikeras agar pembagian dilakukan sekarang juga.Dengan perasaan sedih dan terpaksa Simataraja menyetujui keputusan kedua abangnya,dan dia berjanji bila bayi yang akan dilahirkan ibunya adalah laki-laki,maka warisan yang menjadi haknya akan diberikan kepada adiknya itu. Keputusanpun dilaksanakan,warisan dibagi tiga.Setelah tiba saatnya,ibunda merekapun melahirkan seorang putera yang diberi nama Deak Raja,dan sesuai janjinya Simataraja memberikan warisan miliknya untuk adiknya yang sangat disayanginya karena dia tidak sempat mengenal ayahanda mereka.Kemudian hari Deak Raja menurunkan marga Nadeak.Kisah ini dapat memberi pelajaran berharga bagi keturunan Simataraja,yang sekarang ini dikenal sebagai marga Simarmata,agar tetap menghormati yang lebih tua berupa tunduk kepada keputusan abangnya dan tidak mementingkan harta,dengan memberikan warisannya kepada adiknya,dan dia sendiri meninggalkan kampung halamannya di Rianiate dan pergi ke daerah baru,yang sekarang ini dikenal sebagai negeri Simarmata.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.
Simarmata menjadi Saragih dan Ginting.

Bila diperhatikan sepintas,bahwa raja-raja penguasa tanah Simalungun hanya terdiri dari empat marga yaitu Saragih,Damanik,Purba dan Sinaga,ada kesan bahwa keturunan Raja Nai Ambaton dari puteranya Saragi Tua,sudah cukup lama pergi ke tanah Simalungun sehingga dapat menjadi raja.Keturunan Simataraja marga Simarmata yang datang kemudian dapat diterima di Simalungun karena mengikuti marga dongan tubunya Saragi yang di Simalungun menjadi Saragih.Belakangan setelah kekuasaan raja-raja berkurang,marga Simarmata yang tadinya disebut marga Saragih kembali memakai marga Simarmata.Namun mereka umumnya kesulitan untuk mengetahui siapa diantara ketiga Ompu anak Simataraja,yang menjadi leluhurnya.Kebanyakan dari mereka menempati pesisir pantai di hadapan Pulau Samosir,seperti Tigaras,Haranggaol,Silalahi dan desa-desa disepanjang pantai tersebut.Konon kabarnya perpindahan generasi ini sudah berlangsung antara tujuh sampai sepuluh generasi.
Seorang penulis di Harian Sinar Indonesia Baru,pernah berpendapat bahwa Simarmata yang di tanah Karo menjadi Garatama(merah mata),datang ke tanah Karo melalui Dairi.Kampung yang mula-mula mereka tempati adalah kampung Lau Lingga(sekerang kecamatan Juhar).Di sini Garatama membuat namanya menjadi Matangken dan marganya Ginting.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.
Ompu Simataraja Simarmata.

Putera ketiga dari Ompu Tuan Binur yaitu Simataraja,yang kemudian kawin dengan puteri Raja Saudakkal dari Limbong Mulana,bernama Lahatma boru Limbong Sihole,dan selanjutnya mereka tinggal didaerah bernama Simarmata,sebagai bona pasogit dari seluruh keturunan Ompu Simataraja marga Simarmata.Kapan percisnya Simataraja memakai marga Simarmata,kurang jelas.Dari perkawinannya,Simataraja mempunyai tiga orang putera yaitu:Halihi Raja,kawin dengan Naolo boru Sihaloho dari Janji Maria Parbaba,Dosi Raja,kawin dengan Bungahom boru Malau dari Rianiate,dan Datuktuk Raja kawin dengan Tiarma boru Sinaga Uruk dari Batu Upar,Urat.Kepada ketiga puteranya Simataraja membagikan tanah sebagai tempat kediaman masing-masing beserta keturunannya.Halihi Raja memperoleh Huta Uruk,Dosi Raja memperoleh Huta Toguan(Toruan),dan yang bungsu Datuktuk Raja memperoleh Huta Balian.Setelah Ompu Simataraja wafat,maka ketiga puteranya tetap menjadi raja di negeri Simarmata dengan damai.Diduga ketiga Ompu ini hidup sekitar tahun 1550.Dari ketiga putera Ompu Simataraja inilah yang menurunkan marga Simarmata dan menyebar keseluruh pelosok,terutama ke daerah pantai Sumatera ditepian pantai Danau Toba,baik kearah Timur,Tenggara maupun Barat,diantaranya ke Simalungun, Karo,Dairi, Humbang, Sibolga,Barus dan selanjutnya ke Pematang Siantar,Binjai dan kota-kota lainnya di Sumatera,Jawa,bahkan ke seluruh Indonesia dan Dunia.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.

Thursday, August 24, 2006

Ompu Tuan Binur.

Adalah putera sulung Raja Isumbaon yang sebenarnya bernama Ompu Tuan Nabolon,namun sampai kini keturunannya dinamai pomparan Nai Ambaton menurut ibu leluhurnya dan walaupun keturunan Naiambaton sudah lebih dari 50 marga dan lebih kurang 20 generasi,sampai sekarang masih tetap mempertahankan "ruhut bombong" yaitu peraturan yang tidak memperbolehkan perkawinan sesama marga yang termasuk seluruh marga Nai Ambaton.Nai Ambaton mempunyai 5 putera,tetapi ada pendapat yang mengatakan tiga orang putera dan ada juga mengatakan empat orang.Meskipun ada perbedaan pendapat tetapi tentang jumlah dan marga-marga yang termasuk keturunan Raja Nai Ambaton hampir semua sepakat.Tulisan ini mengikuti pendapat yang mengatakan putera Nai Ambaton ada 4 orang,masing-masing:Simbolon Tua,Saragi Tua, Tamba Tua,Munte Tua.Dari keempat marga induk inilah lahir berpuluh puluh marga keturunan Nai Ambaton.Saragi Tua mempunyai 2 orang putera yaitu Ompu Tuan Binur dan Saragi Tua.Ompu Tuan Binur kawin dengan Bunga Ria Boru Manurung,puteri Raja Manurung yang tinggal di negeri Sihotang.Ompu Tuan Binur kemudian mendirikan kampung yang bernama Huta Namora di Rianiate,dekat Pangururan dan menjadi raja dari daerah sekitarnya.Ompu Tuan Binur mempunyai 4 orang putera yaitu Lango Raja,Saing Raja,Mata Raja dan Deak Raja,dan kedua puterinya kawin dengan Sihotang Marsoit dan Limbong Naopatpulu.Putra Simarmata,Ir Berlin Simarmata MM.